Peran Santri Dalam Berkhidmat Melalui Pemberdayaan IRMA (Ikatan Remaja Masjid) Untuk Generasi Milenial
Kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari kontribusi para kiyai dan santri, merekalah yang sangat berjasa dalam memberantas para antek-antek penajajah dalam memperjuangkan kemerdekaan. Resolusi jihad merupakan suatu perintah dari kiyai bagi kaum santri untuk senantiasa berada digarda terdepan dalam membela tanah air, semua perjuangan yang dilakukan semata-mata untuk mengharap Ridho Allah dan bukti kecintaan terhadap negara, peran santri sangatlah penting dalam mewujudkan warga negara Indonesia yang berakhlakul Karimah, karena merekalah yang menjadi salah satu kunci ketenangan hidup suatu bangsa melalui Kalam para ulama. Rasa patuh terhadap Kalam para kiyai dan ulama, sabar terhadap hidup yang dijalani, ikhlas dan semangat dalam menuntut ilmu serta mengamalkan dan berkhidmat bagi orang sekitar, terutama berkhidmat pada Agama dan Negara semuanya tercermin dari pribadi seorang santri.
Pendidikan Islam di Indonesia memang tak bisa lepas dari pondok pesantren. Pondok pesantren telah ada di Indonesia sejak zaman walisongo, tepatnya saat pendidikan Islam dimulai pada tahun 1596 sebagai cikal bakal munculnya pondok pesantren. Maka tak heran jika pondok pesantren menjadi sebuah sistem pendidikan yang khas di Indonesia. Pesantren pun kemudian membuktikan perannya bagi bangsa, baik dari segi keilmuan, pembangunan sosial, hingga perjuangan membela tanah air. Sejak-sejak mulanya, pesantren dianggap sebagai tempat utama penggemblengan agama tarbiyah Diniyah anak-anak muslim. Sehingga tak heran masyarakat kemudian mengasosiasikanya sebagai ‘tempatnya orang-orang baik’. Dan memang seharusnyalah seperti itu. Di setiap pesantren, baik yang menyebut salafiyah maupun yang modern, aspek utama yang paling membedakan dengan sistem pendidikan lain adalah keilmuan dan pembangunan karakter Islamnya yang lebih unggul. Sejak dulu, santri yang kembali ke kampung dan masyarakatnya, akan mendapat stigma sebagai ‘orang baik’ atau ‘seharusnya baik’ dan dapat menjadi tauladan diantara sebayanya.
Dan makna santri secara universal adalah seseorang atau murid yang menimba ilmu agama disebuah lembaga keagamaan atau pondok pesantren dan hidup menetap di pesantren. Bahkan seorang santri belajarpun tidak hanya mengenai ilmu agama akan tetapi juga ilmu umum. Maka dari itu santri memiliki karakter yang sangat melekat dalam kehidupan sehari-hari. Dari berbagai aspek peran seorang santri tidak hanya menimba ilmu secara pasif akan tetapi seorang santri harus mampu berperan aktif dilingkungan masyarakat. Banyak peran yang dapat dilakukan santri saat ini. Usai merampungkan belajar agama di pesantren juga terbuka kesempatan untuk berkhidmat dengan keahlian beragam. Dan kaum santri harus siap untuk berkhidmat dalam mengamalkan ilmunya baik secara individual maupun universal untuk kemaslahatan.
Santri sebagai benteng untuk menebar manfaat bagi umat, harus siap dalam berbagai macam tantangan dan hambatan, harus diniatkan semata-mata karena Allah. Jika semuanya dijalankan dengan ikhlas maka semuanya terlaksana dengan baik dalam berkhidmat. Oleh karena peran santri dalam masyarakat yaitu menumbuhkan semangat dalam mempelajari ilmu agama terutama bagi kalangan generasi milenial yang tidak pernah mengenyam pendidikan di pesantren, maka kita sebagai santri harus mampu mentransformasikan ilmu yang kita miliki kepada orang lain, agar hasil ilmu yang kita peroleh bisa bermanfaat dan berkah. Berkhidmat dilingkungan masyarakat memiliki banyak aspek, ikut kontribusi di bidang keagamaan di majlis ta'lim, kegiatan rohani kaum remaja terutama mengubah mindset para generasi milenial untuk terus belajar ilmu agama dan mengaplikasikannya melalui kegiatan keagamaan disuatu daerah yaitu IRMA (Ikatan remaja masjid).
Salah satu pondasi yang sangat penting dalam kebudayaan Islam adalah pendidikan dan dakwah karena melalui proses pendidikan dan dakwah seluruh nilai, norma-norma dan pengetahuan ditransformasikan atau ditransmisikan dari generasi ke generasi berikutnya. Betapa pentingnya pendidikan dan dakwah untuk perkembangan agama Islam. Tidak berlebihan jika agama Islam masuk dalam tipologi agama misionaris, yaitu agama yang dikembangkan melalui dakwah. Dari sekian elemen masyarakat, santri dan pesantrenlah yang paling memungkinkan melakukan hal itu, sebab pesantrenlah kantong ajaran Islam yang rahmatan lil alamin, Islam yang moderat dan toleransi. Dalam sejarah dinamika kehidupan bangsa ini pun, santri dan pesantren menjadi bagian penting dalam proses itu. Santri dan pesantren menjadi pengisi khazanah keilmuan Islam terutama dalam aspek pendidikan dakwah dan ikut membentuk iklim toleran dan moderat di Bumi Pertiwi.
Terutama pendidikan dakwah non formal, dalam aspek ini seorang santri ketika pulang ke kampung halaman dan berkhidmat kepada masyarakat melalui pendidikan dakwah yaitu menyalurkan segala ilmunya terhadap anak-anak terutama para generasi milenial salah satunya adalah kegiatan keagamaan IRMA (ikatan remaja masji) dalam program tersebut santri harus mampu mengembangkan potensi dan ilmu yang dia peroleh selama di pesantren. Dari kegiatan IRMA ini santri harus terus bisa mengayomi teman-temannya yang belum pernah merasakan pendidikan keagamaan. Disinilah santri harus bisa menumbuhkan semangat dan berbagi ilmu kepada para generasi milenial melalui kegiatan keagamaan ini, sehingga dari kegiatan IRMA ini bisa mengeksplore skill para pemuda untuk terus mengaji, belajar ilmu agama dengan ikhlas. Dan mampu menebar manfaat bagi kemajuan daerah tertentu dan meningkatkan kualitas SDM generasi milenial. Karena dari kegiatan IRMA ini para generasi milenial bisa bersyi'ar melalui kegiatan pengajian rutinan, ribaan sholawat, tawasul dan kegiatan keagamaan lainnya. Dan tentunya kegiatan IRMA ini belum banyak diadakan oleh setiap wilayah, maka harus terus dikembangkan terutama peran para santri dalam berkhidmat.
Dakwah juga merupakan bagian integral dari ajaran Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. Kewajiban ini tercermin dari konsep amar ma’ruf nahi munkar, yakni perintah untuk mengajak masyarakat melakukan perilaku positif-konstruktif sekaligus mengajak mereka untuk meninggalkan dan menjauhkan diri dari perilaku negatif-destruktif. Konsep ini mengandung dua implikasi makna sekaligus, yakni prinsip perjuangan menegakkan kebenaran dalam Islam serta upaya mengaktualisasikan kebenaran Islam tersebut dalam kehidupan sosial guna menyelamatkan mereka dan lingkungannya dari kerusakan. Maka jika akhlak para generasi muda baik dan memiliki kualitas yang bagus dalam pendidikan keagamaan maka mereka akan menjadi sosok pemimpin digarda terdepan.
Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup dalam segala bidang sehingga dalam sepanjang sejarah hidup umat manusia hampir tidak ada yang tidak menggunakan pendidikan sebagai sarana pembudayaan dan peningkatan kualitasnya, meskipun dengan sistem dan metode yang berbeda sesuai dengan taraf hidup dan budaya masyarakat masing-masing. Bahkan pendidikan juga dijadikan sarana penerapan pandangan hidup. Karena pentingnya berdakwah untuk menegakkan kebenaran maka dakwah melalui pendidikan melalui beberapa bidang yang notabennya sangat dibutuhkan itu dirasa perlu dan baik untuk diterapkan pada masyarakat Indonesia. Melalui kegiatan pendidikan dakwah non formal yaitu IRMA (ikatan remaja masjid) ini merupakan upaya untuk kembali meningkatkan kualitas SDM dikalangan anak muda yang berakhlakul Karimah. Sehingga pendidikan dan dakwah harus terus dilekatkan dalam pendidikan masyarakat.
Di tengah masyarakat yang kebanyakan awam terhadap agama, adanya dakwah dan ishlah (perbaikan) tentu amat dibutuhkan. Dan santri serta lulusan pesantren adalah harapan utama untuk menjadi garda terdepan dalam mengisi peran ini. Dakwah dan ishlah bukan hanya ceramah agama, tapi nilai-nilai Islam yang dibawa ke setiap lini kehidupan. Maka pembangunan karakter Islam adalah keniscayaan. Pesantren harus merupakan tempat yang unggul menghasilkan manusia-manusia beradab yang mampu menjadi titik-titik cahaya dalam masyarakat. Dengan kata lain, santri seharusnya merupakan pionir Islam dalam dakwah dan ishlah ini.
Oleh karena itu pendidikan dakwah non formal pun memiliki peran yang sangat penting dalam membangun jiwa spiritual anak muda, dan para santri pun harus bisa memanfaatkan media yang serba canggih di zaman sekarang dan bisa mengupgrade metode-metode pendidikan yang berkualitas dan mampu diserap oleh anak muda di wilayah tersebut, tentu saja semua pengaplikasian pendidikan dakwah non formal ini tidaklah mudah banyak tantangan dan hambatan apalagi yang kita ajarkan dan kita bina adalah anak muda yang mana kepribadian setiap anak muda rentan bermasalah terutama dalam faktor kepuasan dan egoisme yang tinggi, harus dilakukan langkah-langkah dan strategi yang tepat, dan jika semua elemen-elem keagamaan diwilayah tersebut saling membantu dan berkontribusi maka insyaallah segala aspek planning dalam kegiatan keagamaan akan bisa terwujud dengan baik terutama peran penting generasi milenial. Semuanya butuh proses dan pendekatan yang baik demi mencapai suatu tujuan bersama melalui kegiatan keagamaan IRMA ( Ikatan remaja masjid).
Dan IRMA (ikatan remaja masjid) merupakan salah satu pelopor pemberdayaan SDM terutama bagi generasi muda diwilayah tersebut, mengikis kegiatan-kegiatan negatif ataupun yang kurang positif yang selama ini dilakukan oleh kebanyakan anak muda dalam bergaul, amka melalui kegiatan IRMA (ikatan remaja masjid) ini bisa merupabah suatu pola pikir, kemampuan dan akhlak para generasi milenial menjadi lebih baik, tidak hanya bagi dirinya pribadi akan tetapi bisa menebar manfaat bagi lingkungan sekitar, dan peran kaum muda mampu mengupgrade skill kepemimpinan secara menyeluruh melalui pendidikan dakwah non formal ini, dan kaum santri mampu berkhidmat dan terus mengeksplore ilmu yang mereka dapatkan keseluruhan penjuru wilayah di Indonesia. Jika pendidikan akhlak serta moral yang baik dimiliki oleh setiap generasi muda maka mereka akan menjadi pemimpin yang baik serta berakhlak karimah bagi Agama dan bangsa Indonesia, semuanya dimulai dari akhlak yang baik dalam segala hal serta Pendidikan dakwah yang mampu meningkatkan kualitas skill para generasi milenial untuk memajukan skala kualitas pendidikan di Indonesia terutama dalam bidang keagamaan, dan yang terpenting mereka mampu berkhidmat dengan ikhlas dalam segala hal terutama peran para santri untuk selalu senantiasa berkhidmat dalam berdakwah baik dalam segi pendidikan maupun syi'ar.
0 Response to "Peran Santri Dalam Berkhidmat Melalui Pemberdayaan IRMA (Ikatan Remaja Masjid) Untuk Generasi Milenial"
Post a Comment