Muslimah Berkhidmat Dalam Menggapai Cita-Cita Karena Allah
Mengenai khidmat, dikalangan santri kata khidmat biasa diartikan dengan mengabdi kepada seorang kiyai atau menuruti segala aspek perintah dalam hal kebaikan yang kiyai perintahkan kepada kaum santri, dan seorang santri hanya bisa sami'na wa ato'na (mendengar dan mentaati) atas segala dawuh atau nasehat yang kiyai ucapkan. Begitupula hakikat hidup kita dimuka bumi ini yaitu mengabdi atau berkhidmat untuk beribadah kepada Allah, termasuk dalam meraih cita-cita. Terutama seorang muslimah dalam menggapai bercita-cita, sehebat apapun cita-cita seorang muslimah, baik itu menjadi seorang guru, dokter, ustadzah, penulis, dan cita-cita mulia lainnya, maka segala cita-cita yang seorang muslimah raih harus diniatkan untuk berkhidmat menggapai cita-cita yaitu mengharap ridho Allah dan ikhlas beribadah kepada-Nya dalam mengamalkan ilmu disetiap profesi yang mereka jalankan. Tentu saja memiliki menggapai cita-cita merupakan sebuah tujuan dalam hidup, akan tetapi jika cita-cita kita tidak diniatkan untuk berkhidmat kepada Allah maka semuanya tidak akan berarti dan tidak bermakna dihadapan Allah subhaanahu wa ta'ala. Ya, cita-cita memang harus digantung setinggi-tingginya, bahkan melebihi langit. Karena ketika kita jatuh, kita masih berada di antara bintang-bintang. Terutama peran muslimah dalam berkhidmat di dunia ini. Muslimah adalah konstruktor peradaban. Darinya, lahir generasi-generasi yang kelak akan melanjutkan estafet peradaban. Darinya pula ditentukan nasib umat, nasib Islam dan kaum muslimin. Inilah peran dan khidmat besar muslimah yang tidak boleh dianggap remeh dan hina. Sehingga, muslimah harus memiliki cita-cita yang besar, karena peran dan khidmat yang juga begitu besar untuk peradaban.
Terutama peran muslimah dalam berkhidmat di dunia ini. Dari rahim muslimah yang baiklah, yang akan lahir generasi Rabbani yang menjadi pilar peradaban agama dan bangsa. Sehingga, muslimah harus memiliki cita-cita yang besar, karena peran dan khidmat yang juga begitu besar untuk peradaban. Dan salah satu khidmat muslimah dalam menggapai cita-cita yang harus diraihnya yaitu menjadi ibu pendidik generasi emas yang sholih dan sholihah, menjadi intelektual muslimah yang memiliki keilmuan tinggi untuk kemaslahatan umat. Setiap muslimah, secara kodrat nya, suatu saat akan menjadi seorang istri dan ibu. Maka seorang muslimah kelak harus menjadi madrasatul ula dan suri tauladan yang baik untuk anak-anaknya.
Jika seorang muslimah menggantungkan cita-citanya pada cita-cita duniawi semata sesungguhnya mereka akan merugi. Padahal, bila kita memahami bahwa akhirat lah tempat kembali yang kekal dan dunia hanyalah tempat untuk berkhidmat kepada Allah dalam segala ibadah dan akhirat adalah tempat untuk menuai, maka cita-cita tertinggi kita adalah menjadi sebaik-baik hamba di hadapan Allah. Ialah hamba Allah yang bertaqwa kepada Allah dan menjadi muslimah yang bermanfaat dalam menebarkan kebaikan, Itulah peran seorang muslimah dalam berkhidmat menggapai cita-cita karena Allah, Tentunya dalam rangka beribadah kepada Allah SWT semata.
Bagi seorang muslim, kehidupan di dunia hanya sementara. Akan ada akhirat yang selalu mengintai untuk disinggahi selamanya. Rasulullah SAW dalam sebuah hadits mengatakan bahwa harga kenikmatan dunia hanya beberapa tetes air laut, sedang harga kenikmatan surga adalah lautan itu sendiri. Maka sangat naif bila seorang muslimah menggantungkan cita-citanya pada cita-cita duniawi semata. Padahal, bila kita memahami bahwa akhirat lah tempat kembali yang kekal dan dunia hanyalah tempat untuk berkhidmat kepada Allah dalam segala ibadah, maka cita-cita tertinggi kita adalah menjadi sebaik-baik hamba di hadapan Allah. Ialah hamba Allah yang bertaqwa kepada Allah dan tidak acuh dengan problematika umat saat ini. Ialah hamba Allah yang tidak hanya sholih untuk dirinya sendiri, namun juga bermanfaat dan menularkan kebaikannya pada yang lain.
0 Response to "Muslimah Berkhidmat Dalam Menggapai Cita-Cita Karena Allah"
Post a Comment